”Sang Prabu karsane arêp ngrangkul Sabdapalon lan Nayagenggong, nanging wong loro mau banjur musna. Sang Prabu ngungun sarta nênggak waspa, wusana banjur ngandika marang Sunan Kalijaga: ”Ing besuk nagara Blambangan salina jênêng nagara Banyuwangi, dadiya têngêr Sabdapalon ênggone bali marang tanah Jawa anggawa momongane. Dene samêngko Sabdapalon isih nglimput aneng tanah sabrang.”
- “Sang Prabu berkeinginan merangkul Sabdo Palon dan Nayagenggong, namun orang dua itu kemudian raib. Sang Prabu heran dan bingung kemudian berkata kepada Sunan Kalijaga : “Gantilah nama Blambangan menjadi Banyuwangi, jadikan ini sebagai tanda kembalinya Sabda Palon di tanah Jawa membawa asuhannya. Sekarang ini Sabdo Palon masih berkelana di tanah seberang.”
. Paduka itu raja mulia tenti tidak akan khilafkepada kata-kata
hamba ini.””Apa kamu tidak mau masuk agama Islam?” tanya PrabuSabdopalon
berkata dengan sedih, “Ikut agama lama, kepada agama baru tidak!Kenapa
Paduka berganti agama tidak bertanya hamba? Apakah Paduka lupa
namahamba, Sabdapalon? Sabda artinya kata-kata, Palon kayu pengancing kandang.Naya
artinya pandangan, Genggong artinya langgeng tidak berubah. Jadi
bicarahamba itu, bisa untuk pedoman orang tanah Jawa, langgeng
selamanya.””Bagaimana ini, aku sudah terlanjur masuk agama Islam, sudah
disaksikan Sahid, akutidak boleh kembali kepada agama Buda lagi, aku
malu apabila ditertawakan bumilangit.””Iya sudah, silahkan Paduka jalani
sendiri, hamba tidak ikut-ikutan.”Sunan Kalijaga kemudian berkata
kepada Sang Prabu, yang isinya janganmemikirkan yang tidak-tidak, karena
agama Islam itu sangat mulia.Ia
akan menciptakan air yang di sumber sebagai bukti, lihat bagaimana
baunya. Jikaair tadi bisa berbau wangi, itu pertanda bahwa Sang Prabu
sudah mantap kepadaagama Rasul, tetapi apabila baunya tidak wangi, itu
pertanda jika Sang Prabu masihberpikir Budha.Sunan
Kalijaga kemudian mengheningkan cipta. Seketika air sumber menjadi
berbauwangi. Sunan Kalijaga berkata kepada Sang Prabu, seperti yang
sudah dikatakan,bahwaSang Prabu nyata sudah mantap kepada agama Rasul,
karena air sumberbaunya wangi.
sumber lain:
Berikut cuplikan sejarah prabu brawijaya yang akan menyebrang ke pulau bali akibat majapahit telah dikuasai raden patah……”Sunan Kalijaga meminta bukti ketulusan Sang Prabhu dalam memeluk Islam. Sunan Kalijaga memohon untuk memotong rambut panjang Sang Prabhu. Dengan sebilah keris, setelah diijinkan, Sunan Kalijaga memotong rambut beliau. Tapi ternyata…, tidak satu helai-pun terpotong. Sekali lagi, Sunan Kalijaga meminta keikhlasan Sang Prabhu memeluk Islam, dan sekali lagi Sunan Kalijaga memotong rambut beliau. Kali ini, terpotong sudah. Namun, Sunan Kalijaga belum puas, menjelang berangkat kembali ke Trowulan, Sunan Kalijaga mengambil air comberan yang berbau tidak sedap dimasukkan kedalam sebilah bambu. Dihadapan Sang Prabhu, beliau menyatakan, bahwasanya apabila air comberan ini sesampainya di Trowulan airnya berubah tidak berbau busuk, nyata sudahlah Sang Prabhu telah lahr bathin masuk Islam.Berangkatlah rombongan itu ke Trowulan,sesampainya di Trowulan, disambut dengan suka cita oleh masyarakat Trowulan. Air dalam bilah bambu dicurahkan oleh Sunan Kalijaga, dan ternyata, bau busuknya hilang, bahkan airnya berubah jernih. Untuk mengingat kejadian itu, Blambangan diubah namanya menjadi BANYUWANGI hingga sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar