Rabu, 15 Maret 2017

ASAL USUL BANYUWANGI VERSI SUNAN KALIJAGA

beberapa cuplikan dari serat darmo gandul:
”Sang Prabu karsane arêp ngrangkul Sabdapalon lan Nayagenggong, nanging wong loro mau banjur musna. Sang Prabu ngungun sarta nênggak waspa, wusana banjur ngandika marang Sunan Kalijaga: ”Ing besuk nagara Blambangan salina jênêng nagara Banyuwangi, dadiya têngêr Sabdapalon ênggone bali marang tanah Jawa anggawa momongane. Dene samêngko Sabdapalon isih nglimput aneng tanah sabrang.”
  • “Sang Prabu berkeinginan merangkul Sabdo Palon dan Nayagenggong, namun orang dua itu kemudian raib. Sang Prabu heran dan bingung kemudian berkata kepada Sunan Kalijaga : “Gantilah nama Blambangan menjadi Banyuwangi, jadikan ini sebagai tanda kembalinya Sabda Palon di tanah Jawa membawa asuhannya. Sekarang ini Sabdo Palon masih berkelana di tanah seberang.”
Dari kalimat ini jelas menandakan bahwa Sabdo Palon dan Prabu Brawijaya berpisah di tempat yang sekarang bernama Banyuwangi. Tanah seberang yang dimaksud tidak lain tidak bukan adalah Pulau Bali.
. Paduka itu raja mulia tenti tidak akan khilafkepada kata-kata hamba ini.””Apa kamu tidak mau masuk agama Islam?” tanya PrabuSabdopalon berkata dengan sedih, “Ikut agama lama, kepada agama baru tidak!Kenapa Paduka berganti agama tidak bertanya hamba? Apakah Paduka lupa namahamba, Sabdapalon? Sabda artinya kata-kata, Palon kayu pengancing kandang.Naya artinya pandangan, Genggong artinya langgeng tidak berubah. Jadi bicarahamba itu, bisa untuk pedoman orang tanah Jawa, langgeng selamanya.””Bagaimana ini, aku sudah terlanjur masuk agama Islam, sudah disaksikan Sahid, akutidak boleh kembali kepada agama Buda lagi, aku malu apabila ditertawakan bumilangit.””Iya sudah, silahkan Paduka jalani sendiri, hamba tidak ikut-ikutan.”Sunan Kalijaga kemudian berkata kepada Sang Prabu, yang isinya janganmemikirkan yang tidak-tidak, karena agama Islam itu sangat mulia.Ia akan menciptakan air yang di sumber sebagai bukti, lihat bagaimana baunya. Jikaair tadi bisa berbau wangi, itu pertanda bahwa Sang Prabu sudah mantap kepadaagama Rasul, tetapi apabila baunya tidak wangi, itu pertanda jika Sang Prabu masihberpikir Budha.Sunan Kalijaga kemudian mengheningkan cipta. Seketika air sumber menjadi berbauwangi. Sunan Kalijaga berkata kepada Sang Prabu, seperti yang sudah dikatakan,bahwaSang Prabu nyata sudah mantap kepada agama Rasul, karena air sumberbaunya wangi.
” Sang Prabu mendengar kata-kata Sabdapalon dalam batin merasa sangatmenyesal karena telah memeluk agama Islam dan meninggalkan agama Buddha.Lama beliau tidak berkata. Kemudian ia menjelaskan bahwa masuknya agama Islamitukarena terpikat kata putri Cempa, yang mengatakan bahwa orang agama Islam itukelak apabila mati, masuk surga yang melebihi surganya orang kafir.Sabdapalon berkata sambil meludah, “Sejak jaman kuno, bila laki-laki menurutperempuan, pasti sengsara, karena perempuan itu utamanya untuk wadah, tidakberwewenang memulai kehendak.” Sabdapalon banyak-banyak mencaci Sang Prabu.”Kamu cela sudah tanpa guna, karena sudah terlanjur, sekarang hanya kamu kutanya,masihkah tetapkah tekadmu? Aku masuk agama Islam, sudah disaksikan oleh siSahid, sudah tidak bisa kembali kepada Buddha lagi.”Sabdapalon berkata bahwa dirinya akan memisahkan diri dengan beliau. Ketikaditanya perginya akan ke mana? Ia menjawab tidak pergi, tetapi tidak berada di situ,hanya menepati yang namanya Semar, artinya meliputi sekalian wujud, anglelakalingan padang.Sang Prabu bersumpah, besok apabila ada orang Jawa tua, berpengetahuan, yaitulahyang akan diasuh Sabdapalon. Orang Jawa akan diajari tahu benar salah. SangPrabu hendak merangkul Sabdapalon dan Nayagenggong, tetapi kedua orangtersebut musnah. (=tiba-tiba menghilang; red: bandingkan pencapaian kedua orang inidengan kisah para arahat pada jaman Sakyamuni Buddha)Sang Prabu kemudian menyesal dan meneteskan air mata. Kemudian berkata kepadaSunan Kalijaga, “Besok Negara Blambangan gantilah nama dengan NegaraBanyuwangi agar menjadi pertanda kembalinya Sabdapalon ke tanah Jawamembawa asuhannya. Adapun kini Sabdopalon masih dalam alam Ghaib.”
sumber lain:
Berikut cuplikan sejarah prabu brawijaya yang akan menyebrang ke pulau bali akibat majapahit telah dikuasai raden patah……”Sunan Kalijaga meminta bukti ketulusan Sang Prabhu dalam memeluk Islam. Sunan Kalijaga memohon untuk memotong rambut panjang Sang Prabhu. Dengan sebilah keris, setelah diijinkan, Sunan Kalijaga memotong rambut beliau. Tapi ternyata…, tidak satu helai-pun terpotong. Sekali lagi, Sunan Kalijaga meminta keikhlasan Sang Prabhu memeluk Islam, dan sekali lagi Sunan Kalijaga memotong rambut beliau. Kali ini, terpotong sudah. Namun, Sunan Kalijaga belum puas, menjelang berangkat kembali ke Trowulan, Sunan Kalijaga mengambil air comberan yang berbau tidak sedap dimasukkan kedalam sebilah bambu. Dihadapan Sang Prabhu, beliau menyatakan, bahwasanya apabila air comberan ini sesampainya di Trowulan airnya berubah tidak berbau busuk, nyata sudahlah Sang Prabhu telah lahr bathin masuk Islam.Berangkatlah rombongan itu ke Trowulan,sesampainya di Trowulan, disambut dengan suka cita oleh masyarakat Trowulan. Air dalam bilah bambu dicurahkan oleh Sunan Kalijaga, dan ternyata, bau busuknya hilang, bahkan airnya berubah jernih. Untuk mengingat kejadian itu, Blambangan diubah namanya menjadi BANYUWANGI hingga sekarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar